Pages

Search This Blog

Monday, October 22, 2018

Peran Media dan Aspek Kemanusiaan


“Hmm.. Rasanya kayak lagi kuliah lagi kalo ngikutin seminar kayak gini. Kangen masa itu..”

Kalo boleh untuk berbicara di dalam hati, itulah hal yang akan gue katakan. Yup! Masa kuliah dimana gue cukup sering mengikuti berbagai seminar yang diadakan oleh pihak kampus ataupun dari pihak jurusan sendiri. Mau cuman ngikut sebagai peserta? Ikut.. Atau mungkin jadi panitia seminar? Hayuu aja.. Ahh, masa dimana gue menimba ilmu dan juga dimana gue menikmati hidup-hidup sebagai mahasiswa.. Takkan terlupakan..

Well, untuk kali ini gue gak akan membicarakan mengenai masa-masa gue menjadi mahasiswa itu kok.. Tenang.. Tenang.. Topik pada hari ini gak ada hubungannya dengan dunia kuliah ya Friends. Untuk cerita kali ini, gue akan menceritakan mengenai suatu seminar yang kemarin baru saja gue ikuti di kantor. Yaa, kalo boleh jujur sii sebenarnya gue lebih memilih untuk menggunakan waktu gue buat ngelakuin berbagai hal yang gue suka macem me time, istirahat sejenak di hari weekend, ataupun tidur.. Hmm, tapi karena ini diwajibkan oleh kantor untuk ikut seminarnya ya apa boleh kata. Gue yaa berpikir positive aja, siapa tau apa yang gue dengar bisa bermanfaat dan terlebih cukup menghibur di kala akhir pekan.

Nahh untuk seminar kemarin, kantor gue menyelenggarakan sebuah seminar yang mempunyai tema “Seminar Media dan Kemanusiaan” yang diselenggarakan di gedung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mengingat ulang Tahun dari Tzu Chi sendiri yang ke 25 tahun, DAAI TV sebagai salah satu bagian dari badan misi yayasan ini tentu juga ingin merayakan hari jadi yayasan yang mempunyai gedung di daerah Pantai Indah Kapuk ini. Tentu tentang apa yang diselenggarakan acaranya, tak jauh-jauh mengenai media karena tohh DAAI TV merupakan suatu media penyiaran yang sudah malang-melintang di dunia pertelevisian Indonesia.

Back to topic, jadi di seminar ini sendiri, DAAI TV juga mengundang beberapa tokoh-tokoh besar yang turut berperan dalam dunia media serta dunia kemanusiaan guys. Ya, ini juga menurut gue menjadi salah satu penyemangat untuk mengikuti seminar di kala rasa hati di diri ingin beristirahat dirumah. Dan memang, gue sendiri cukup excited untuk melihat para tokoh tersebut secara langsung. Lho, kok excited? Lahh iya dong, wong melihat mereka aja biasanya cuman di televisi hahaha..

Untuk tokoh yang pertama sendiri ada Bapak Moeldoko. Siapa yang tak kenal dengan beliau? Tentu kalian sudah mengenalinya bukan? Seorang mantan Panglima TNI yang sekarang menjabat sebagai  Kepala Staf Kepresidenan RI ini menjadi sosok pembicara pertama yang menyampaikan pesan di panggung acara. Pak Moeldoko sendiri memberikan beberapa informasi dimana peran pemerintah dalam media serta upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi hoax yang sekarang cukup masif di kalangan masyarakat. Selain itu, Pak Moeldoko juga memberikan informasi mengenai tantangan apa kedepannya bagi Indonesia yang akan menuju ke era industri 4.0 guys.

Selain Pak Moeldoko, ada juga tokoh yang tak kalah pentingnya di dalam seminar ini. Selanjutnya ada Pak Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika RI. Tentu sebagai sosok dimana yang mengurus segala hal tentang media, jaringan komunikasi, bahkan internet yang ada di Indonesia ini, beliau juga memberikan beberapa pesan dimana pentingnya peran media dalam menyampaikan berita informasi guys. Pak Rudiantara juga memberikan himbauan dalam seminar ini agar kita tidak gampang dengan berita bohong a.k.a hoax serta bersama-sama memerangi kumpulan berita hoax tersebut agar dunia informatika kita bisa menjadi lebih sehat dan juga terbebas dari berita bohong.

Nahh, sosok pembicara yang terakhir menurut gue adalah salah satu tokoh yang cukup dikenal di dunia pertelevisian Indonesia serta putri bungsu dari Presiden ke-4 yaitu Pak Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan sebutan Gus Dur. Hayoo tebak siapakah dia? Ya! Mba Inayah Wahid! Untuk di sesi ini sendiri, Mba Inayah lebih condong menceritakan dari sisi kemanusiaan guys. Dengan mengambil contoh dari sisi sang ayah, Mba Inayah juga menceritakan bagaimana kemanusiaan itu juga termasuk dalam cara kita dalam menghormati sesama manusia serta berkawan dengan semua orang tanpa memandang latar belakang mereka (suku, agama, ataupun ras). Dari apa yang disampaikan oleh Mba Inayah, tentu gue sangat.. sangat.. 100% setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mba Inayah. Kita harus menghormati semua orang dan hidup secara harmoni tanpa memandang latar belakang dari orang tersebut guys!

Selain ketiga tokoh tadi, ada juga pesan-pesan yang disampaikan oleh beberapa tokoh seperti dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH Said Aqil Siradj dan serta juga ada Bapak Hong Tjhin selaku CEO dari DAAI TV sendiri. Buat gue sendiri, seminar kemain cukup memberikan inspirasi dan juga pandangan buat gue sebagai insan media pada saat ini. Setelah mendengar materi-materi yang disampaikan oleh para tokoh tersebut, gue menyadari kalau media juga turut berperan dalam kehidupan kita dalam aspek kemanusiaan. Selain itu, media juga berperan sangat besar untuk menyebarkan informasi positif yang bisa disampaikan untuk masyarakat luas.

Nahh dari seminar kemarin, gue pun juga berharap agar media-media di Indonesia dapat terbebas dari banyaknya berita bohong atau biasa yang disebut hoax serta media sendiri dapat meberikan nilai-nilai positif bagi kehidupan berbangsa kita. Tentu hidup dengan damai, aman dan juga tenteram di bumi Indonesia menjadi impian kita bukan? Maka dari itu, yukk kita sebarkan kebaikan serta berita positif di media-media Indonesia..

Tuesday, October 16, 2018

Diantara Perasaan Dengan Kejujuran

Pernahkah kalian merasa dikagumi oleh seseorang? Atau mungkin, kalian pernah disukai oleh seseorang yang merupakan teman kalian? Well.. Hal itu merupakan salah satu yang sangat diinginkan oleh semua orang bukan? Gue sendiri pun juga ingin merasakan hal yang sama kok hehehe.. Everybody wants to be loved, right?

Nahh, ngomong-ngomong soal feeling seperti itu, gue sendiripun hanya sekali merasakannya dalam hidup gue so far hehehe.. Itupun gue mengetahuinya secara tidak sengaja oleh pengakuan seseorang yang membuat diri gue pun kage tdan tidak mempercayainya lho! Like, wow! This is the first time that people have a feeling for me! So excited! Eitss.. Eitss.. Tapi kok kenapa gue tidak jadian orang tersebut ya? Well, hal itu dikarenakan orang tersebut sudah mempunyai pasangan. Jadi, ketika ia berkata jujur mengenai perasaan yang cukup lama dipendamnya tersebut, gue pun berterima kasih akan kejujuran dia dan gue juga memberikan nasihat supaya tetap setia dengan pasangannya yang notabene juga teman gue. Hmm.. Meskipun membuat gue galau yang cukup menguras hati, tapi melihat kebahagiaan orang lain juga bukan menjadi hal yang salah bukan?

Itu sedikit cerita mengenai yang sedikit gue rasakan di akhir-akhir ini.. So, how about you guys? Have you ever feel the sama thing just like me? Hmm.. Kalau mungkin merasakan hal yang sama,we are the same way brotha and sista! Buat yang merasakannya, apa yang kalian lakukan? Menerima orang tersebut? Atau menolaknya? Well, jika orang tersebut adalah berstatus single a.k.a jomblo tentu sudah pasti 100% diterima oleh kalian. Tapi, bagaimana jika orang tersebut sudah mempunyai pacar?

Tentu, hal tersebut menjadi pergolakan di dalam hati ya.. Terkadang memang jika kita mempunyai niat demi kepentingan diri kita sendiri, pastinya kita akan menerima orang tersebut meskipun notabene sudah mempunyai pasangan. Tapi di satu sisi jika kita memang ingin melihat suatu kebahagiaan yang bisa mendamaikan jiwa kita, merelakan dan juga melihat dia berbahagia dengan pasangannya bisa menjadi jawaban yang tepat lho. Biar kata ia mengatakan suka, cinta, have a feeling with you, bla.. bla.. and so on, semua itu tidak ada maknanya jika ia mempunyai seorang pasangan lho.

Alih-alih ingin mendapatkan kebahagiaan karena ada seseorang yang menyatakan perasaan kepada kita dan kita terima pernyataan tersebut, tapi ujung-ujungnya yang terjadi adalah konflik antara diri sendiri, teman kita, dan bisa juga dengan orang yang menyatakan perasaan itu. Hmm.. Kalau sudah seperti itu sii yang ada masalah menjadi semakin rumit dan juga pelik ya Friends. Semoga kita tidak berada di dalam situasi macam itu yaa..

Maka dari itu, saran gue adalah bijaklah dengan perasaan dalam diri sendiri. Bijak dalam arti disini adalah paham betul situasi dan kondisi di mana perasaan kita tersebut datang. Misalkan seperti contoh diatas, maka kita harus memahami bahwa kita tidak boleh merebut pasangan orang lho! Biar kata orang yang menyatakan perasaan kepada kita itu sampai bilang sayang banget, suka, care, dsb, tapi tetap saja jika ia dalam suatu hubungan dengan seorang, maka akan lebih bijak jika kita menganggapnya sebuah kejujuran dalam konteks pertemanan saja.

Sekalipun kita juga menyayangi orang tersebut, tetapi kita juga harus ingat bahwa ada juga perasaan orang lain yang juga harus kita jaga. Meskipun tidak bisa bersama dengan orang yang menyatakan perasaannya tersebut ke kita, tetapi mengagumi sebagai teman juga bukanlah sebuah jawaban yang buruk lho. Bahkan, itu merupakan jawaban yang paling tepat karena selain membuat diri kita legowo plus kita juga merasa bahagia karena turut ikut melihat kebahagiaan orang lain.. Bahagia untuk diri saya, diri anda, dan juga untuk semuanya..

What's New?

Tegar, Single Terbaru dari Dara Dawira

Helo semuanya, kembali lagi sama gue yang akan informasikan sebuah konten lagu yang belum lama ini gue rilis. Nah untuk kali ini, gue dan te...

Popular Post