Pages

Search This Blog

Sunday, December 24, 2023

2 Gelar Sertifikasi Dalam 1 Bulan? Why Not?

Yang namanya pengembangan diri pastinya gak melihat umur dan waktu bukan? Ada banyak hal yang bisa kita pelajari untuk bisa menambah ilmu-ilmu baru setiap waktu. Hal inilah yang gue lakukan untuk mengembangkan skill-skill agar bisa semakin lebih berkompetensi seiring perkembangan zaman yang ada. Bahkan, gue sampai mengambil 2 sertifikasi di dalam 1 bulan ini. Wah, pasti sibuk banget dong? Apakah susah untuk mengambil 2 sertifikasi tersebut di dalam waktu yang berdekatan? Tentunya tantangan waktu dan juga beberapa tes yang diberikan juga menjadi tantangan tersendiri ketika mengambil kedua sertifikasi tersebut. Mari kita kupas ceritanya berikut ini!

 

Mengambil Sertifikasi CPS (Certified Public Speaking)

Sertifikasi pertama yang gue ambil adalah yang berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu hal yang cukup penting bagi gue, terutama untuk di lingkup profesional. Tentunya komunikasi juga salah satu kemampuan yang perlu kita kuasai agar bisa bersaing di tengah ketatnya kompetisi di dunia profesional.

Untuk bagian komunikasi, gue akhirnya mengambil sertifikasi Public Speaking. Lantas, mengapa mengambil Public Speaking? Hal ini bisa dilihat dimana gue awalnya mengambil S2 di bidang ilmu komunikasi. Selain itu, pengalaman kerja gue kebanyakan di bidang komunikasi. Entah di bagian Corporate Communication atau di Marketing Communication, keduanya menuntut gue untuk bisa berkomunikasi yang baik.

Karena kedua alasan tersebutlah yang memutuskan gue untuk mengambil sertifikasi ini. Nah untuk sertifikasi ini, gue mengambil kelas di WellDoneSkills dimana menawarkan program Certified Public Speaking atau CPS.

Program yang ditawarkan sendiri meliputi 3 hari kelas yang diadakan pada waktu sore hari, sehingga bisa dikatakan cukup fleksibel bagi kalian yang mungkin sudah bekerja. Pelatihan sendiri didampingi oleh 2 coach yang profesional di bidang public speaking, sehingga kita semua dapat terakomodisir untuk mengasah skill komunikasi publik kita.

Pada sesi hari pertama, kita diajarkan terlebih dahulu mengenai betapa pentingnya komunikasi di dalam aspek-aspek kehidupan. Selain itu, kita juga diajarkan mengenai hukum komunikasi efektif yang meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity, serta Humble. Lebih lanjut, di sesi hari pertama juga diajarkan bagaimana cara berkomunikasi secara percaya diri di depan audiens kita.

Di hari kedua, para peserta diajarkan mengenai apa saja yang menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Materi juga dilanjutkan dengan apa saja mental block yang dihadapi ketika berkomunikasi di depan umum dan bagaimana cara menghadapinya. Menariknya, di sesi hari kedua ini juga diajarkan tentang micro expressions dimana kita mengetahui bagaimana ekspresi orang-orang dalam berkomunikasi.

Sementara untuk sesi di hari ketiga, para peserta diajarkan tentang elemen di dalam personal communication. Di sesi ini juga kita diberikan bekal psikoanalisis di segi komunikasi. Perlu diketahui, terdapat 88% persen di dalam pikiran kita berada di dalam bawah alam sadar sehingga kita perlu mampu untuk mengendalikan hal-hal seperti emosi, kreatifitas, dan yang lainnya. Hal ini dianggap penting agar kita mampu memberikan komunikasi yang efektif kepada lawan bicara kita.

Lebih lanjut setelah ketiga sesi diberikan, kedua coach memmberikan sebuah tugas untuk berbicara tentang pengenalan diri dan juga apa yang telah kita pelajari dalam bentuk video berdurasi beberapa menit. Tugas ini wajib dilakukan agar kita bisa mendapatkan gelar CPS nantinya.

Well Puji Tuhan, gue bisa membuat tugas video tersebut dengan baik dengan hasil yang memuaskan. Atas keberhasilan tersebut, gue pun akhirnya mendapatkan gelar Certified Public Speaking atau CPS. Hal ini pastinya bisa menambah sisi profesionalitas gue di bidang komunikasi.

 

Mengambil Sertifikasi CBPA (Certified Book and Paper Authorship)

Setelah mendapatkan gelar sertifikasi CPS, gue pun coba untuk mengambil sertifikasi lainnya. Kali ini sertifikasi tersebut berkaitan dengan bidang gue lainnya yakni penulisan. Penulisan bagi gue cukup penting karena gue sendiri sudah cukup lama berkecimpung di dalam dunia penulisan. Bahkan, pengalaman kerja gue juga banyak sebagai Content Writer maupun Copywriter sehingga sertifikasi ini gue rasa penting untuk kredibilitas sebagai penulis.

Memang, sebelumnya gue pernah mengambil sertifikasi penulisan C.IW di tahun 2021 kemarin. Namun, gue rasa sepertinya perlu meningkatkan kemampuan gue agar semakin paham di dalam dunia tulis-menulis. Selain itu, gue juga perlu menambah wawasan gue di dunia ini dimana semakin ketatnya persaingan dalam dunia menulis ini.

Untuk sertifikasi bagian ini, gue mengambil sertifikasi CBPA atau Certfied Book and Paper Authorship dari IEEEL Institute. IEEEL Institute juga bisa dikatakan salah satu tempat yang menyelenggarakan beberapa sertifikasi berskala internasional yang cukup bergengsi.

Lebih lanjut, untuk mendapatkan sertifikasi ini gue menggunakan jalur RPL atau Rekognisi Pembelajaran Lampau. Program ini khusus dibuat bagi para writer yang sudah memiliki portofolio di bidang penulisan. Tentunya beberapa hasil karya seperti jurnal karya ilmiah, publikasi di media, ataupun hasil harya tulisan-tulisan lainnya menjadi hal wajib untuk diserahkan sebagai bentuk pengesahan atas hasil karya yang dibuat oleh para penulis.

Tentunya hal ini bisa gue berikan kepada pihak IEEEL Institute dimana memang gue mempunyai cukup banyak hasil tulisan yang telah terpublikasi di media-media nasional ketika bekerja sebagai Corporate Communication sebelumnya. Selain itu, beberapa portofolio tulisan gue juga dimuat di dalam media digital yang bisa menambah nilai tambah untuk mendapatkan sertifikasi ini.

Untuk prosesnya sendiri bisa dikatakan cukup cepat dimana kita cukup melampirkan link portofolio hasil tulisan kita yang telah terpublikasi. Lalu setelahnya, dari pihak IEEEL Institute akan mengecek validasi hasil karya tulisan kita yang telah dipublikasikan tersebut. Cukup mudah bukan? Tentunya hal ini bukanlah menjadi masalah bagi para writer yang sudah punya banyak portofolio di bidang ini ya.

Setelah menunggu proses validasi, Puji Tuhan gue berhasil lolos validasi dan pihak IEEEL Institute menyatakan gue berhak untuk mendapatkan gelar Certified Book and Paper Authorship atau CBPA. Hal ini menjadi nilai tambah bagi gue agar semakin profesional di dalam dunia tulis-menulis sekarang ini.

Lantas, bagaimana rasanya mendapatkan dua gelar sertifikasi dalam 1 bulan? Rasanya pasti bangga. Namun, kedua gelar tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi gue agar bisa terus terasah pada kedua kemampuan tersebut yakni komunikasi dan menulis yang terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Well, balik lagi seperti yang gue bilang sebelumnya. Belajar tidak mengenal waktu, mengasah skill juga tidak mengenal umur. Ada kalanya kita perlu mengasah kemampuan-kemampuan yang ada agar bisa terus berkompeten di tengah semakin ketatnya dunia profesional sekarang ini.

So buat kalian yang ingin mengasah kemampuan-kemampuan yang kalian miliki, go ahead now.. Start to upgrade yourself now!

Monday, August 21, 2023

Career Switching, Jadi Dosen Sebagai Langkah Awal?

Back to me again guys! So, gimana kabar kalian hari ini? Apakah semuanya sehat-sehat? Pastinya semuanya dalam keadaan sehat ya. Btw, gue baru saja melangkah ke satu bagian yang tidak pernah gue pikirkan sebelumnya. Pernah gak kalian kepikiran buat jadi pengajar gitu seperti jadi guru atau mungkin jadi dosen? Well, gue sebenernya sama sekali gak pernah terpikirkan buat terjun ke bagian situ. Karena dari dulu gue memang lebih fokus untuk kerja kantoran dan hidup seperti orang-orang kantoran pada umumnya. Tapi.. Tapi.. Gue baru saja membuka sebuah lembaran baru dimana ini sangat mind blowing dan pastinya juga unexpected sekali dari apa yang gue pikirkan. Yup, jadi dosen.. Kebayang gak sih?

 

Cerita Awal Memilih Jadi Dosen

Sebenarnya, tawaran untuk menjadi staff pengajar atau dosen di kampus gue itu sudah beberapa kali datang ke gue yaitu Universitas Bunda Mulia. Sejak beberapa tahun belakangan, dari prodi gue sendiri yakni Bahasa dan Budaya Inggris a.k.a BBI atau Sastra Inggris itu udah mengajak gue bergabung untuk menjadi pengajar disana.

Tetapi karena waktu itu gue fokus untuk di dunia profesional jadi gue tolak tawaran tersebut. Selain itu, gue pun awalnya juga kurang cocok untuk ngajarin orang. Hal ini bisa diketahui kalau dulu pas kuliah peminatan yang gue ambil adalah Translation (Penerjemah), bukan Teaching (Pengajaran). Jadi ini bener-bener diluar apa yang gue fokusin.

Dan suatu waku, gue diundang ke kampus untuk mengikuti sebuah kegiatan oleh tim UBM. Di saat itu, gue ketemu sama orang-orang UBM. Gue diajaklah ngobrol-ngobrol tentang dulu kuliah gimana.. Ternyata, salah satu orang di UBM tersebut kenal dengan dosen pembimbing gue yakni Ms. Tika yang masih aktif mengajar disana. Jadi, dipanggil Ms. Tika untuk ketemu gue.

Tak berselang lama, gue pun ketemu sama Ms. Tika. Tentu kami bertanya mengenai keadaan masing-masing dan juga kesibukannya gimana. Karena gue terakhir ketemu beliau sendiri kalau tidak salah di tahun 2017 dulu ketika pas lagi wisudaan di kampus UBM.

Nah dari sesi tersebut, Ms. Tika langsung bilang ke gue bagaimana kalau jadi dosen di UBM. Gue pun gak terlalu kaget karena sebelumnya juga beberapa dosen juga menawarkan hal yang sama ke gue. Gue pun menjawab ya gue masih di dunia profesional secara mobile. Pada waktu ini, gue kerja memang di perusahaan asing dan bener-bener full mobile (full wfh), jadinya gue handle kerjaan juga dari rumah.

Mendengar hal tersebut, Ms. Tika langsung bilang ke gue untuk coba jadi dosen tidak tetap aja. Dosen tidak tetap disini bisa juga dikatakan sebagai Dosen Luar Biasa (LB) dimana bisa dibilang sebagai dosen freelance. Hmm.. Sejenak gue memikirkan tentang hal tersebut.. Lalu, Ms. Tika langsung memanggil Ms. Suwarni dan juga Sir Ardi untuk datang menemui kita.

Tanpa berapa lama Ms. Suwarni dan juga Sir Ardi datang dan kami ngobrol-ngobrol, lalu Ms. Tika langsung bilang untuk gue jadi Dosen LB di prodi. Keduanya pun sangat welcome dan menyambut gue untuk jadi bagian di tim UBM. Gue pun semakin tidak menyangka kalau misalkan jadi dosen itu bagaimana..

Ms. Suwarni langung bilang untuk share CV gue ke beliau, supaya nanti bisa diliat untuk kedepannya apakah bisa untuk mengajar di kampus UBM. Well gue sendiri nothing to lose tentang hal tersebut, gue pun menjawab kalau gue akan infoin CV gue ke Ms. Suwarni. Seandainya gue jadi Dosen LB yaa Puji Tuhan, enggak juga gak apa-apa. Toh gue memang fokus awalnya di dunia profesional ini kan.

Setelah dirumah, gue pun infokan CV gue ke Ms. Suwarni seperti yang sudah diinfokan tadi pas di kampus UBM. Yaa gue infokan saja CVnya, siapa tau gue bisa jadi dipanggil untuk jadi pembicara gitu kan. Masalah jadi dosen? Yaa itu belakangan deh sepemikiran gue.

 

Presentasi Untuk Mini Class

Selang beberapa lama, gue pun dihubungi oleh pihak HRD UBM. Gue pun katanya ingin diproses untuk menjadi Dosen Tidak Tetap atau Dosen LB untuk prodi Bahasa Inggris. Gue pada saat itu memikirkan yasudah, mengapa tidak? Selain gue mengurus pekerjaan gue dirumah dan juga kerjaan freelance gue di dunia penulisan, gak ada salahnya juga mencoba menambah income freelance untuk mengajar kan.

Setelahnya CV gue pun diproses. Gue pun dijadwalkan untuk melakukan sesi mini-class dengan Ms. Suwarni, Rektor, dan juga Dekan di UBM. Awalnya gue merasa kaget dan gak menyangka kalau gue bahkan presentasi bersama dengan beliau-beliau. Tapi gue merasa sepertinya worth it untuk dicoba, toh kalau tidak dicoba juga kita tidak akan tau kan ya? Ibarat gue ingin mengetest diri gue juga sih sepehaman gue di bidang gue itu gimana ya selama ini.

Akhirnya selang beberapa hari, dimulailah sesi tersebut. Jujur rasanya presentasi di depan orang-orang yang level akademiknya diatas gue itu bikin nervous. Rasanya? Kayak lagi mau sidang kuliah aja seperti dulu. Tapi ya gue coba untuk presentasi sebisa gue, anggep saja seperti lagi di sidang perkuliahan gitu..

Gue pada saat itu mempresentasikan tentang perbedaan antara “Content Writer vs Copywriter in English Language”. Gue memilih topik tersebut karena gue nantinya akan menghandle bagian peminatan English for Digital Communication yang baru buka di prodi Bahasa Inggris UBM. Setelah hampir 30 menit sesi berjalan, sesi mini-class berjalan dengan lancar.

Well, thank God.. Ternyata meskipun gue sudah pernah sidang di S2 yaa tetep saja rasa nervous itu ada ya di posisi tersebut. Setelahnya pihak HRD informasikan untuk menunggu kabar selanjutnya untuk diproses lebih lanjut.

 

Diterima Untuk Mengajar di UBM

Selang hampir 1 hingga 2 minggu, nomor gue dihubungi oleh pihak HRD UBM. Wah gue pun cukup excited untuk mendengar hasilnya bagaimana. Gue meskipun gak terlalu berharap banyak, tapi ya seenggaknya gue mau tau hasil prosesnya bagaimana. “Siapa tau jodoh jadi dosen gitu kan”, di dalam hati gue ngomong bercanda.

Tanpa disadari, ternyata dari pihak UBM menginfokan bahwa gue diterima untuk jadi Dosen LB di kampus UBM. Gue pun agak shock mendengar kabar tersebut. Terdiam gue sejenak setelah mendengar kabar itu.. Antara tidak percaya dan percaya.. Seperti yang gue bilang sebelumnya, menjadi seorang dosen atau tenaga pengajar itu tidak pernah ada di list pikiran gue..

Masih dalam keadaan tidak percaya, Ms. Suwarni juga menginformasikan kalo gue diterima untuk jadi Dosen LB di kampus UBM. “We are congratulate you to be a non-permanen lecturer in our prodi”, kata Ms. Suwarni saat mengirim pesan teks ke WA gue. Gue pun berterima kasih kepada Ms. Suwarni karena babak baru di dalam perjalanan karir gue baru saja dimulai.

Masih di posisi antara percaya atau tidak percaya, sebuah langkah baru dateng ke diri gue. Lantas, bagaimana dengan pekerjaan gue yang full mobile dengan perusahaan luar ini? Tentunya masih tetap berjalan karena gue bisa menghandlenya setelah sesi kelas selesai. Jadi gue perlu lebih mengatur waktu untuk tiga pekerjaan gue ini yakni kerjaan full mobile di perusahaan luar, freelance penulis, dan freelance mengajar di kampus ini.

Lantas, bagaimana untuk kedepannya? Cukup untuk sekarang kita jalanin saja dulu apa yang ada.. Kedepannya ya semoga Tuhan memberikan jalan yang sekiranya sesuai sama apa yang ada di dalam rencanaNya. Entah gue di full time kantoran or di dunia profesional atau di dunia jadi dosen? We never know..

What's New?

Tegar, Single Terbaru dari Dara Dawira

Helo semuanya, kembali lagi sama gue yang akan informasikan sebuah konten lagu yang belum lama ini gue rilis. Nah untuk kali ini, gue dan te...

Popular Post