Cerita Dibalik Memilih S2 dan Kisah di Semester 1
Yak,
semester 1 sudah berlalu dan sebentar lagi, semester yang baru akan dimulai.
Memasuki semester yang baru yaitu di semester 2 tentunya membuat gue antara
deg-degan dan juga ingin cepat-cepat saja untuk memasukin semester genap yang
satu ini. Sebelumnya, gue cukup patut berbangga dan juga bersyukur karena gue
sudah menyelesaikan langkah awal yaitu di semester 1 dengan baik. Awalnya, gue
cukup khawatir apakah gue bisa mengikuti perkuliahan dengan baik ataupun bisa
mendapatkan nilai yang baik atau tidak karena baru kali ini gue notabene kuliah
sambil bekerja. Namun setelah dilewati dalam beberapa bulan dan mengikuti
perkuliahan sebisa gue, gue bisa mengikuti dan menyelesaikan semester 1 dengan
baik.
Oh ya buat
kalian yang bingung gue kuliah dimana sekarang? Ataupun mungkin kalian masih
bingung kenapa gue bisa kuliah sambil bekerja? Ya, kalau ditarik dari kisah
sebelumnya, gue sekarang melanjutkan studi gue a.k.a melanjutkan studi S2 gue.
Wow, that’s the thing that I’m not really thinking about it honestly. Karena
memang sejujurnya, gue memang memikirkan untuk mengambil Magister / S2 untuk ke
jenjang berikutnya namun gue sendiri pada awalnya cukup kaget karena gue rasa
ini terlalu cepat lho.. Namun, gue berpikiran bahwa lebih cepat lebih baik
bukan? Bukankah jika kita masih diberi kesempatan untuk melakukannya, bukannya
harus dicoba dan juga diambil kesempatan itu? Karena menurut gue ketika gue
mengambil S2 sekarang, tentunya gue berharap agar kedepannya gue bisa
mendapatkan jenjang pekerjaan yang lebih baik lagi disamping gue bisa menambah
pengetahuan yang lebih luas lagi dari para dosen-dosen yang handal di bidangnya
tersebut.
Nah untuk
kalian yang bingung gue sekarang kuliah dimana? Tenang, let me tell it to you.
Sekarang ini gue sedang mengambil jurusan Magister / S2 di bidang Ilmu
Komunikasi. Sounds a little bit far from my Bachelor’s Degree right? Meskipun
terdengar sedikit agak jauh dari apa yang gue ambil di S1 dulu, namun bidang
ilmu yang gue pelajari sekarang masih cukup nyambung dengan bidang Sastra lho.
Ibarat kalau dulu gue ambil Sastra Inggris sebagai skill untuk mengasah
kemampuan berbahasa, nah sekarang gue memilih Ilmu Komunikasi sebagai kemampuan
untuk mengasah bagaimana cara gue berkomunikasi dengan relasi. Selain itu, ada
juga senior-senior gue di kampus maupun yang seangkatan dengan gue yang
mengambil jurusan S2 Ilmu Komunikasi sebagai jurusan tingkatan lanjutan yang
dia ambil lho. So, it’s still related from the subject of my background ya..
Pilih S2 Dimana dan Alasannya?
Untuk
tempat kuliahnya sendiri, gue memilih Universitas Persada Indonesia Y.A.I atau
yang biasa dikenal dengan sebutan UPI YAI. Kampusnya sendiri berlokasi di
Salemba, Jakarta Pusat yang menurut gue cukup strategis lokasinya karena bisa
dicapai dengan angkutan umum seperti kereta KRL maupun Transjakarta. Lalu,
mengapa gue memilih S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Persada Indonesia Y.A.I
ini? Tentunya yang pertama karena ada jurusan yang gue ingin ambil. Kalau tidak
ada jurusan yang inign gue ambil, pastinya gue tidak akan meilih kampus
tersebut bukan HAHAHA.. Yang kedua karena letak kampusnya yang cukup dekat
dengan rumah gue. To be honest, untuk pergi ke kampus gue ini mungkin hanya
memerlukan waktu sekitar 15-30 menit (jika macet) atau bahkan bisa kurang dari
itu dikarenakan jaraknya yang cukup dekat. Jadi dengan jarak yang cukup dekat
tersebut, itu salah satu privilege pertama yang bisa gue dapatkan dari Magister
UPI YAI ini ya.
Yang ketiga, karena jam kuliahnya. Jam kuliahnya sendiri disini
cukup fleksibel dengan waktu gue bekerja, jadi gue tidak perlu memusingkan
bagaimana antara jam kerja maupun jam kuliah. Mengenai jam kuliah ini pastinya
sangat penting karena gue tidak mau kalau antara jam kuliah maupun jam kerja
gue jadi bertabrakan karena jadwal-jadwal yang ada tersebut, dan ini menjadi
privilege kedua gue dari UPI YAI. Yang ketiga, karena biayanya yang cukup
terjangkau.
Gue memilih S2 DI UPI YAI tentunya karena biayanya yang cukup
terjangkau untuk sekelas Magister S2 Ilkom. Perlu diketahui kalau gue melanjutkan
kuliah ke jenjang Magister S2 ini sendiri dengan menggunakan uang sendiri tanpa
adanya bantuan dari orang tua lho, karena gue merasa gue harus bisa untuk
mengurus diri sendiri dan juga dari guenya juga tidak ingin merepotkan orang
tua untuk kedepannya. Dengan hal tersebut, soal biaya adalah privilege ketiga
yang bisa gue dapat dari pilihan UPI YAI ini.
Dapat Buku Sebagai Hadiah
Oh ya, pada
semester 1 kemarin ada hal yang menarik lho dan membuat gue cukup bangga.
Ketika di semester 1, gue mendapatkan buku yang berjudul “Pergelakan Politik di
Makassar” karya Prof. Dr. Anwar Arifin. Prof. Dr. Anwar atau yang biasa dikenal
dengan sebutan Prof Anwar ini adalah dosen gue untuk mata kuliah Sistem
Komunikasi Indonesia Kontemporer di semester 1 kemarin. Beliau sendiri
merupakan sosok
yg dikenal sebagai Mantan Wakil Ketua Komisi VI & X DPR RI, Politisi
Senior, Guru Besar Ilmu Komunikasi, mantan rektor, dosen senior, dan juga
penulis buku. Gue melihat beliau sebagai sosok
yang cukup aktif di dalam berbagai organisasi, mempunyai pengetahuan yang luas,
dan juga seorang politisi yang cukup handal. Tentu hal tersebut membuat gue
cukup takjub dengan pencapaian beliau dimana bisa menjadi salah satu seorang professor
termuda di Indonesia di kala itu.
Foto Bersama Prof. Anwar Ketika Menghadiahkan Buku Karyanya "Pergelakan Politik di Makassar", UPI YAI
Menariknya, hadiah yang dibeirkan
kepada gue sendiri adalah sebuah buku. Lalu, kenapa yang diberikana dalah
sebuah buku ya? Prof. Anwar pernah berkata bahwa “Kalau bertanya sama
saya jika memberi hadiah atau membeli oleh-oleh, buku adalah jawabannya. Karena
buku bisa membebaskan pribadi rakyat dari MBS (Miskin, Bodoh, dan
Sakit-sakitan). - Prof. Anwar".
Hal itu ia lakukan agar generasi muda di Indonesia tidak tertinggal dibanding
dengan negara-negara lainnya yang pada saat ini sedang berlomba-lomba dalam
berbagai bidang kemajuan di era industri 4.0 ini. Tentunya semangat dan juga
apa yang beliau lakukan bagi negara Indonesia patut diapresiasi dan juga
diacungi jempol karena sumbangsih beliau bagi kemajuan bangsa ini.
Itulah sedikit cerita mengenai
semester 1 kemarin yang sudah gue tempuh dalam beberapa bulan kemarin dari juga
cerita seru di dalamnya. Dari apa yang sudah dilalui di semester 1 kemarin,
pastinya haru bisa menjadi sebuah modal yang dapat memicu gue untuk lebih baik
lagi maupun lebih semangat lagi untuk menghadapi semester 2 agar bisa wisuda
tepat waktu dengan nilai terbaik. Amin! Keep up the good work, do the best and
God do the rest..
Comments
Post a Comment